script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-7769287302109830 Belajar Pemahaman Alkitab Praktis: KESATUAN DALAM PERBEDAAN (1 TAWARIKH 7)

Jumat, 04 Agustus 2023

KESATUAN DALAM PERBEDAAN (1 TAWARIKH 7)



Perbedaan merupakan hal yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Setiap orang sudah diciptakan sebagai individu yang berbeda, tetapi kejatuhan ke dalam dosa mengubah perbedaan menjadi sesuatu yang sulit diterima.


Semangat penulis Kitab 1 Tawarikh untuk menerima keragaman membuatnya memasukkan nama-nama dari suku-suku utara dalam penulisan silsilah ini. Tema tentang Israel yang menjadi satu, yang tidak terpisah menjadi dua kerajaan, mendapat perhatian khusus dari penulis dan orang-orang Israel.


Penulis kitab ini ingin meningkatkan moral orang-orang yang kembali dari pembuangan dengan menarik identitas mereka sebagai suatu bangsa yang satu, yang mencakup suku-suku kerajaan Yehuda di selatan maupun suku-suku kerajaan Israel di utara.


Dalam pasal ini, kita dapat melihat bahwa secara khusus penulis kitab mencantumkan nama-nama perempuan (13, 15, dan seterusnya), yang menunjukkan keterbukaan terhadap perbedaan. Ia melihat adanya peran perempuan yang aktif dalam pemulihan Yerusalem pascapembuangan. Penulis Kitab 1 Tawarikh juga memahami bahwa Allah yang disembah bukanlah Allah yang membeda-bedakan manusia berdasarkan gender ataupun rasnya. Ia menghargai manusia sebagai ciptaan yang diciptakan serupa dan segambar dengan-Nya.


Hidup yang kita jalani dalam interaksi dengan sesama pasti akan diisi dengan berbagai macam perbedaan. Alih-alih memperuncing keadaan, anak-anak Allah justru harus menghargai perbedaan dan menerima sesama dalam semangat kesatuan.


Seperti penulis Kitab 1 Tawarikh yang menyadari akan pentingnya kesatuan dalam membangun jati diri bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah, demikian juga dengan kita sebagai umat-Nya. Sudah seharusnya kita menerima perbedaan gender, ras, status sosial, dan lain sebagainya dalam kerangka kesatuan sebagai gambar dan rupa Allah.


Kesatuan hadir bukan dari tidak adanya perbedaan, melainkan dari keinginan dan komitmen di dalam Tuhan untuk menerima perbedaan. [PMS]

(Renungan Santapan Harian edisi Jumat 4 Agustus 2023)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIRMAN YANG TAK BOLEH DITAMBAH (AMSAL 30:1-16)

Kita, orang Kristen, sering lupa betapa berharganya firman Allah. Nas kita hari ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai firman. Nas har...