Marah adalah perasaan yang wajar dalam diri manusia. Namun, kemarahan yang tidak terkendali sangat berbahaya.
Contohnya, Haman. Ia marah karena diperlakukan tidak sesuai keinginannya oleh Mordekhai (3-5). Bukannya menghukum Mordekhai saja, ia malah hendak memusnahkan semua orang Yahudi di kerajaan Ahasyweros (6). Ia merancang pogrom (pembunuhan besar-besaran terhadap orang Yahudi) selama setahun (7). Dengan strategi jitu, ia mendapat izin raja (8-11) dan dukungan kerajaan (12-15). Artinya, kemarahan Haman memunculkan rencana pemusnahan secara terstruktur, sistematis, dan masif.
Haman adalah keturunan Agag (1), raja Amalek, musuh orang Israel (bdk. Kel 17:8-16). Agag ditaklukkan oleh Raja Saul dan dibunuh oleh Samuel (lih. 1Sam 15). Sementara itu, Mordekhai berasal dari suku Benyamin (suku Saul) dan ia adalah keturunan Kish (ayah Saul). Haman memandang Mordekhai sebagai orang Yahudi (4-6), sehingga ia meluapkan kemarahannya terhadap bangsa Yahudi.
Ada banyak kisah tentang kemarahan yang dicatat dalam Alkitab. Karena marah, Esau ingin membunuh Yakub (lih. Kej 27:42); Saul berniat membunuh Daud (lih. 1Sam 18:8-11); Ahasyweros menurunkan Wasti (lih. Est 1:20). Karena marah, Herodes memerintahkan pembunuhan atas semua anak berusia dua tahun ke bawah di Betlehem dan sekitarnya (lih. Mat 2:16). Karena marah, orang-orang di rumah ibadah ingin melemparkan Yesus dari tebing (lih. Luk 4:28-29).
Begitulah kemarahan yang tidak terkendali: kalap, fatal, dan mengaburkan objektivitas seseorang. Seperti yang ditulis pemazmur, "Marah dan panas hati hanya membawa kepada kejahatan" (lih. Mzm 37:8; bdk. Ef 4:26).
Apakah ada kemarahan yang tersembunyi dalam diri kita saat ini? Apakah kemarahan itu telah membuat kita lupa diri dan mendorong kita melakukan kejahatan? Jika ya, segeralah insaf. Dosa sudah menghadang di depan mata.
Mintalah pengampunan dari Allah. Berdoalah agar Tuhan mendamaikan hati kita sehingga kita mampu mengendalikan kemarahan. [JMH]
(Renungan Santapan Harian edisi Sabtu 15 Juli 2023)
Pendalaman Alkitab
Ester 3
Haman mendapat kenaikan pangkat dan kedudukan dari Raja Ahasyweros. Semua pegawai raja berlutut dan sujud kepada Haman, tetapi Mordekhai tidak. Karena Mordekhai tidak menghormatinya, Haman membenci Mordekhai dan bahkan seluruh bangsanya. Melalui Pur (undi), Haman menetapkan tanggal pemusnahan bangsa Yahudi dan menjanjikan kepada raja semua harta rampasan yang akan mereka dapatkan dari pemusnahan itu.
Apa saja yang Anda baca?
1. Siapa yang mendapat kenaikan pangkat dan bagaimana ia semestinya diperlakukan? (1-2)
2. Siapa yang melanggar perintah raja dan bagaimana Haman bereaksi terhadapnya? (3-7)
3. Perkataan apa yang disampaikan Haman kepada raja dan bagaimana jawaban raja? (8-11)
4. Apa yang dilakukan oleh Haman setelah mendapat jawaban dari raja? (12)
5. Siapa yang menyebarkan surat-surat yang berisi perintah pemusnahan orang Yahudi dan bagaimana surat-surat itu disampaikan? (13-15)
Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?
1. Dampak buruk apa saja yang bisa terjadi karena kemarahan?
2. Dalam peristiwa yang mengecewakan, bagaimana Anda dapat menjaga perasaan Anda?
3. Bagaimana kita dapat menyingkirkan rasa benci terhadap orang lain dari dalam hati kita?
Apa respons Anda?
1. Pernahkah Anda mencanangkan hal yang buruk kepada orang lain? Bagaimana Anda dapat belajar darinya?
2. Ketika terlepas dari rancangan jahat, bagaimana cara Anda mensyukurinya?
3. Maukah Anda berdoa bagi orang yang membenci Anda?
Pokok Doa:
Mari kita berdoa agar senantiasa ada kedamaian dalam kita hidup bergereja, bermasyarakat, dan bernegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar